Tujuan Hidup Manusia
Salah satu pertanyaan terbesar dalam diri manusia adalah berkaitan dengan makna dan tujuan hidupnya di dunia ini. Setiap orang pasti akan sampai pada pertanyaan “apa arti dan tujuan hidup saya di dunia ini”? Orang yang tidak memiliki tujuan hidup yang jelas di dunia ini sama seperti seseorang yang berenang dalam kegelapan di tengah lautan, tanpa arah yang jelas dan kemung-kinan terbesar akan terdampar di tempat yang tidak diharapkan. Se-kalipun kebanyakan orang berang-gapan bahwa mereka mempunyai tujuan hidup, namun kebanyakan meletakkannya pada sasaran yang tidak tepat. Pada umumnya orang berjuang keras dan berusaha sekuat tenaga untuk mengejar kekayaan, kekuasaan, harga diri atau keluarganya yang seringkali disertai dengan pengejaran gelar atau pendidikan tinggi. Seringkali orang-orang yang memfokuskan dirinya untuk untuk mengejar hal-hal demikian pada akhirnya akan mengalami kebuntuan dan ketidakpuasan pada makna dan tujuan hidupnya, karena mereka meletakkannya sebagai tujuan tertinggi hidupnya. Kalau demikian apa yang seharusnya menjadi tujuan hidup manusia di dunia ini dan apakah tujuan utama hidup orang Kristen di dunia ini?
Tujuan Hidup Orang Kristen
Rick Warren dalam bukunya “The Purpose Driven Life,” menjelaskan bahwa tujuan hidup orang Kristen jauh lebih besar dari pada prestasi pribadi, karir, ambisi, ketenangan pikiran, bahkan lebih besar dari sekadar tujuan keluarga. Lebih lanjut ia mengatakan “jika Anda ingin tahu mengapa Anda ditempatkan di planet ini, Anda harus memulainya dengan Allah, Anda dilahirkan oleh tujuan-Nya dan untuk tujuan-Nya.” Jika kita ingin mengetahui tujuan yang Allah tetapkan bagi manusia dan khususnya bagi orang Kristen, maka kita harus melihat apa yang Tuhan tuliskan di dalam Kitab Suci.
Sejak awal penciptaan Allah memberikan mandat kepada manusia yaitu untuk memenuhi bumi dan untuk mengelola seluruh alam ciptaan-Nya (Kej 1: 27-28). Namun jauh daripada sekadar mendirikan pernikahan dan keluarga (beranak cucu) serta mengelola bumi, tentu ada tujuan yang lebih utama dari semua itu. Dengan kata lain bagi orang Kristen, pencapaian cita-cita, kedudukan atau kekuasaan, kekayaan atau kesuksesan bukanlah tujuan hidup yang utama, semua itu hanyalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih utama (tertinggi). Perta-nyaan pertama dalam Katekis-mus Westminster menanyakan “Apakah tujuan utama (tertinggi) manusia?” Jawaban-nya adalah “untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia sela-manya.” Fokus dari ja-waban tersebut ada-lah memuliakan Allah, yang harus menjadi tu-juan utama dari semua aktivitas dan gerak hi-dup orang Kristen. Hal ini secara sederhana disimpulkan dalam 1 Kor. 10: 31,”Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, laku-kanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
Sejak awal penciptaan Allah memberikan mandat kepada manusia yaitu untuk memenuhi bumi dan untuk mengelola seluruh alam ciptaan-Nya (Kej 1: 27-28). Namun jauh daripada sekadar mendirikan pernikahan dan keluarga (beranak cucu) serta mengelola bumi, tentu ada tujuan yang lebih utama dari semua itu. Dengan kata lain bagi orang Kristen, pencapaian cita-cita, kedudukan atau kekuasaan, kekayaan atau kesuksesan bukanlah tujuan hidup yang utama, semua itu hanyalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih utama (tertinggi). Perta-nyaan pertama dalam Katekis-mus Westminster menanyakan “Apakah tujuan utama (tertinggi) manusia?” Jawaban-nya adalah “untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia sela-manya.” Fokus dari ja-waban tersebut ada-lah memuliakan Allah, yang harus menjadi tu-juan utama dari semua aktivitas dan gerak hi-dup orang Kristen. Hal ini secara sederhana disimpulkan dalam 1 Kor. 10: 31,”Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, laku-kanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
Memuliakan Allah dan Etos Hidup
Memuliakan Allah merupa-kan satu konsep besar yang sangat penting untuk dipahami orang Kristen dalam hidupnya, segala sesuatu yang dilakukan dengan perkataan atau perbuatan harus dilakukan dalam kerangka itu. Konsep memuliakan Allah dalam hidup orang Kristen dapat disebut sebagai etos hidup (way of life, mind set, worldview) yang harus menggerakkan dan menuntun orang Kristen kepada suatu cara hidup yang betul-betul menyenangkan Allah (Kol 3: 17,23). Jikalau orang Kristen menyadari dan menghidupi konsep ini dengan benar dan mengguna-kannya sebagai etos hidup, maka dengan sendirinya ia akan berada berada pada proses hidup yang Allah kehendaki. Hal ini dimungkin-kan bagi orang Kristen karena ia telah ditebus dan diselamatkan da-lam Kristus Yesus. Karya penebusan Kristus telah memulihkan status dan kemampuan orang Kristen un-tuk hidup selaras dengan rencana Allah dan untuk itu juga orang Kristen diselamatkan. Efesus 2: 10 menuliskan: “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.” Ayat ini mene-gaskan beberapa hal, yaitu: Kristus sebagai pusat dan tujuan penciptaan ma-nusia, selanjutnya menegaskan bahwa sejak awal Allah telah me-nentukan dan mempersiapkan orang Kristen untuk melakukan pe-kerjaan baik. Yang dimaksud di sini adalah suatu persembahan totalitas hidup yang berarti dan memiliki tujuan yang benar. Surat Petrus mengajarkan bahwa sesudah orang Kristen ditebus dengan darah yang mahal (1Pet 1: 18-19), maka selan-jutnya menegaskan agar orang Kristen dalam kehidupan pribadinya, keluarganya, kehidupan keaga-maan dan sosial-nya harus sesuai dengan kehendak Allah (1Pet 2: 1,12, dst).
Memuliakan dan Menikmati Allah
Apakah tujuan hidup manusia bisa dilepaskan dari keberadaan Allah dan rencana-Nya? Hanya dalam kerangka hidup memuliakan Allah saja orang Kristen menemukan dan mengalami makna hidup yang sejati dan hanya dalam proses itu pula orang Kristen dapat menikmati anugerah Allah seutuhnya. R.C. Sproul berkata “Jika kita diciptakan oleh Allah, berarti kita memiliki relasi dengan Allah. Apabila manusia dilihat sebagai seseorang yang sendiri dan terpisah dari Allah, maka manusia akan tetap sendiri dan tidak penting. Apabila kita bukan makhluk ciptaan yang diciptakan dan ada hubungannya dengan Allah, maka kita hanyalah suatu kebetulan yang terjadi di dunia ini. Apabila kita muncul dari suatu kebetulan dan kemudian berakhir pada suatu kesia-siaan, maka kita menjalani kehidupan antara dua titik kesia-siaan yang tiada artinya..” (Essential Truths of the Christian Faith, 1992).
Alkitab dengan tegas menyata-kan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dan dengan suatu tujuan yang pasti sehingga tujuan hidup manusia tidak bisa dilepaskan dari rencana-Nya bagi hidup manusia. “Karena di dalam Dia-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singga-sana, maupun kerajaan, baik peme-rintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (Kol 1:16). Jelas sekali bahwa Allah merupakan pusat dan tujuan hidup semua manusia. Orang Kristen memiliki tujuan yang sangat khusus yang telah ditetapkan oleh Allah sebelum dunia dibentuk, Allah menginginkan agar semua orang Kristen benar-benar hidup bagi kemuliaan-Nya.
Alkitab dengan tegas menyata-kan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dan dengan suatu tujuan yang pasti sehingga tujuan hidup manusia tidak bisa dilepaskan dari rencana-Nya bagi hidup manusia. “Karena di dalam Dia-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singga-sana, maupun kerajaan, baik peme-rintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (Kol 1:16). Jelas sekali bahwa Allah merupakan pusat dan tujuan hidup semua manusia. Orang Kristen memiliki tujuan yang sangat khusus yang telah ditetapkan oleh Allah sebelum dunia dibentuk, Allah menginginkan agar semua orang Kristen benar-benar hidup bagi kemuliaan-Nya.
Apakah kehidupan Anda hari ini telah mencapai kesuksesan hidup sesuai dengan status Anda sebagai orang percaya? Bagaimana seharus-nya kita hidup sebagai orang percaya supaya dapat mewujudkan tujuan hidup kita? Kalau sudah muncul keinginan dalam diri seorang Kristen untuk memuliakan Allah ia pasti akan memberikan yang terbaik dalam hidupnya, maka ia juga akan men-cari cara-cara yang terbaik untuk menghasilkan hidup yang memulia-kan Allah. Roma 11: 36 menegas-kan: “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dia-lah kemuliaan sampai selama-lamanya.”
Hidup memuliakan Allah harus menggerakkan dan mengendalikan serta menguasai hidup anak-anak Allah, karena itu adalah sebuah pang-gilan yang mulia. Allah memanggil kita keluar dari dunia yang gelap menuju terang-Nya yang ajaib dan supaya dalam hidup ini kita mempraktekkan hidup dalam terang dan membagi terang itu kepada dunia (1 Pet 2: 9). Dengan demikian sejatinya orang Kristen tidak menentukan tu-juan hidupnya sendiri, ia harus kembali kepada tujuan sang pencipta, arsitek hidup dan penyelamatnya, memuliakan Dia dan menikmati Dia selamanya. Soli Deo Gloria.
Sumber [http://www.reformata.com/01080-makna-dan-tujuan-hidup-orang-kristen--pdt-robert-r-siahaan-mdiv-.html]
Hidup memuliakan Allah harus menggerakkan dan mengendalikan serta menguasai hidup anak-anak Allah, karena itu adalah sebuah pang-gilan yang mulia. Allah memanggil kita keluar dari dunia yang gelap menuju terang-Nya yang ajaib dan supaya dalam hidup ini kita mempraktekkan hidup dalam terang dan membagi terang itu kepada dunia (1 Pet 2: 9). Dengan demikian sejatinya orang Kristen tidak menentukan tu-juan hidupnya sendiri, ia harus kembali kepada tujuan sang pencipta, arsitek hidup dan penyelamatnya, memuliakan Dia dan menikmati Dia selamanya. Soli Deo Gloria.
Sumber [http://www.reformata.com/01080-makna-dan-tujuan-hidup-orang-kristen--pdt-robert-r-siahaan-mdiv-.html]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar