"Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel" (Lukas 24:21)
"Seorang jagoan menang belakangan." Pepatah ini menyiratkan harapan dan keyakinan. Namun, ini tidak berlaku bagi Mike Tyson ketika berhadapan dengan Evander Holyfield.
Dengan gaya jagoannya, Tyson memasuki arena pertandingan. Orang-orang yakin ini akan menjadi pertandingan yang mudah bagi Tyson untuk mengalahkan Holyfield. Akan tetapi, Tyson malah mendapat serangan bertubi-tubi dari Holyfield. Harapan untuk kembali menyabet juara dunia menjadi jauh dari kenyataan.
Pada ronde ke-3, Tyson pun menjadi putus asa dan menggigit telinga sang lawan.
Hal tersebut dapat dianalogikan sebagai harapan bangsa Israel terhadap Tuhan Yesus. Sebab Tuhan Yesus juga diharapkan menjadi seorang Mesias; membebaskan bangsa Israel dari dosa. Pada kenyataannya, Tuhan Yesus justru tidak menunjukkan diri sebagai seorang jagoan. Ia kalah dan mati disalib. Kekecewaan dan keputusasaan meliputi para murid Tuhan Yesus. Mereka meninggalkan kota Yerusalem dengan penuh kesedihan. Dalam kondisi seperti ini, Tuhan Yesus hadir dan menyapa mereka. Sapaan-Nya bukan sembarang sapaan. Sapaan-Nya sarat dengan kepedulian. Sapaan Tuhan Yesus tersebut menjadi awal dari pemulihan luka akibat kekecewaan.
"Lihat tangan-Ku dan lihat kaki-Ku. Ketahuilah, bahwa Aku sendirilah ini! Rabalah dan perhatikanlah, karena hantu tidak mempunyai daging atau tulang, seperti yang kalian lihat pada-Ku." (Lukas 24:39)
Dalam hidup ini, harapan tidak senantiasa bertemu dengan realita. Banyak orang di sekitar kita yang terpuruk karena pupusnya harapan, entah karena sakit hati atau permasalahan lainnya. Kristus telah menyapa kita dengan sapaan yang memberikan kekuatan untuk menjalani hidup yang tak sesuai dengan harapan. Kita pun diundang untuk menyapa mereka yang saat ini terpuruk dan putus asa.
Sapaan Tuhan Yesus yang sudah bangkit akan senantiasa membangkitkan harapan baru.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar