Wujud Cinta Sejati Adalah Rela Berkorban
Submitted by admin on Tue, 03/04/2012 - 11:32
Oleh: Mual Situmeang (Peserta Kelas Diskusi Paskah Maret 2010)
Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal."
Konsep cinta dan pengorbanan adalah dua kesatuan yang
tak terpisahkan. Wujud cinta sejati adalah rela berkorban. Bagaimana
manusia menyatakan kasih yang sejati adalah dengan pengorbanannya
sepenuh hati dan tanpa paksaan. Sepanjang sejarah manusia banyak contoh
mengenai cinta dan pengorbanan manusia sebagai wahyu umum tentang
kesejatian cinta. Misalnya, cinta tanah air dengan mengorbankan jiwa
raganya membela negara, cinta keluarga dan sesama manusia bisa juga
mengorbankan segalanya demi cintanya rela memberikan sebagin anggota
tubuhnya untuk kehidupan orang lain, dsb.
Bagaimana dunia mengenal Tuhan dan mempercayai-Nya.
Tuhan datang dan memperkenalkan keberadaan diri-Nya kepada manusia.
Tidak mungkin manusia akan mengetahui dan mengenal Tuhan yang agung dan
mulia tanpa Dia menyatakan diri-Nya sendiri. Bagaimana mungkin kita
mengenal dan mempercayai pasangan kita, jika kita atau pasangan kita
tidak datang dan menemui satu dengan yang lainnya. Jika Allah tidak
memperkenalkan diri-Nya, maka kepercayaan kita hanya sebuah konsep dan
ilusi manusia saja. Allah memberikan diri-Nya melalui putra-Nya agar
kita mengenal dan mempercayai-Nya. Itulah anugerah-Nya dan itulah yang
membuat kita percaya saat ini. Karena Allah dalam Yesus adalah oknum
berpribadi, sehingga kita bisa berelasi. Tuhan Allah bukanlah konsep
atau dogma yang bisa diserap info mengenai diri-Nya ke dalam pikiran
kita. Informasi yang terdapat dalam Alkitab adalah uraian yang mati jika
tidak dipimpin oleh Dia sendiri.
Allah adalah kasih. Tuhan yang maha kasih dan Tuhan
yang bertanggung jawab pada ciptaan-Nya adalah Tuhan yang rela
mengorbankan diri-Nya. Dalam hal ini putra-Nya yang tunggal. Penyataan
kasih Allah yang sempurna adalah Yesus mati bagiku dan kita semua.
Bagaimana Dia mengasihi manusia, yaitu dengan pengorbanan diri-Nya
secara rela. Konsep kasih Tuhan sangat jelas dan tegas. Tetapi bagaimana
dunia mengenal adanya Tuhan yang kasih itu. Manusia Yesus adalah wujud
nyata dari karakter Tuhan yang tidak nyata. Peristiwa salib adalah wujud
keberadaan Tuhan yang sempurna kepada dunia. Tuhan yang kekal menjadi
manusia terbatas dan tunduk pada jalan konsep kasih (cinta dan
pengorbanan) adalah pernyataan tentang keberadaan dan karakter Allah
yang Maha Agung. Allah yang Maha Tinggi menjadi manusia yang maha
rendah. Allah yang Maha Kuasa menjadi manusia yang tidak berdaya.
Ketika anak lelaki pertama saya yang masih bayi masuk
rumah sakit dan tangannya yang mungil ditusuk jarum diinfus tergerak
hati saya untuk rela menggantikan penderitaannya. Oleh karena demam yang
tidak turun selama 1 minggu dirumah. Saya akhirnya membawa ke rumah
sakit. Setiap malam kami orang tuanya rela tidak tidur untuk
menggantikan kompres dikepalanya agar panasnya berkurang. Tetapi
ternyata obat dari dokterpun tidak menolong panasnya turun dan dia harus
dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih mendalam.
Selama di rumah sakit bayi saya nampaknya lemah dan
tidak berdaya dengan penyakit yang masih belum bisa terdeteksi, walaupun
beberapa kali diambil darahnya untuk pemeriksaan laboratorium. Hari
demi hari kami melihat perjuangan bayi kami untuk memperoleh kesembuhan.
Di dalam pikiran saya berandai-andai sekiranya penyakit yang dialaminya
bisa dipindahkan ke dalam tubuh saya lalu dia menjadi sehat, maka saya
akan senang sekali melakukannya. Bahkan sekalipun saya mati demi
menggantikan penderitaannya, saya juga akan menerimanya dengan senang
hati apalagi melihat wajahnya yang polos dan tak bersalah.
Hubungan saya sebagai bapak dan anak bayi kami begitu
indah dan alamiah sekalipun interaksinya sangat sederhana. Kerelaan
berkorban bukanlah sesuatu yang luar biasa, tetapi kewajaran bila memang
kasih itu ada dalam diri kita.
Tentu kasih Allah lebih sempurna dari kasih manusia.
Kerelaan diri-Nya mati untuk menggantikan manusia yang dicintainya
adalah tidak sulit untuk dipahami bila kita melihatnya dari kacamata
love based relationship. Tetapi Allah yang pencipta dan Maha Kuasa
menjadi manusia dan menggantikan posisi kita itulah wahyu terbesar dalam
sejarah umat manusia akan hakekat Allah yang rendah hati. Cinta-Nya
yang sedemikian besar sulit dimengerti, tetapi secara subyektif saya
dapat mengerti dalam wahyu umum (cinta saya dan anak saya). Antara pihak
yang lebih superior sebagai orangtua dan pihak inferior, seorang anak
bayi yang tidak berdaya dan sangat bergantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar