Pemalas atau Pekerja Keras?
Submitted by admin on Thu, 05/01/2012 - 14:30Edisi C3I: e-konsel 274 - Panggilan Bekerja
Bacaan: 2 Tesalonika 3:6-15
Nats: "Janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik." (2 Tesalonika 3:13)
Rasul Paulus pernah berkata tegas kepada orang-orang
yang malas, demikian: "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia
makan." (2 Tesalonika 3:10) Beberapa keadaan tertentu mungkin membuat
kita kehilangan pekerjaan. Namun, bila kita bertubuh sehat dan dapat
bekerja, maka kita harus bekerja dengan giat dan rajin. Ini bukan
sekadar nasihat yang baik. Ini adalah perintah dari sang rasul dan juga
dari Tuhan kita, Yesus Kristus (ayat 12). Kemalasan adalah suatu dosa.
Selain itu, Paulus juga menasihati orang-orang yang
bekerja: "Janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik." (2 Tesalonika
3:13) Barangkali pekerjaan kita membosankan, memberi sedikit sekali
tantangan atau dorongan, tetapi kita harus mengerjakannya dengan
"segenap hati seperti untuk Tuhan." (Kolose 3:23)
Pada saat kita merasa letih dalam bekerja dan ingin
menyerah, kita akan dapat terus bertahan dengan mengingat bahwa kita
bekerja untuk Tuhan dan demi perkenan-Nya semata (Efesus 6:7). Dia
adalah majikan kita yang selalu melihat dan mengetahui semua yang kita
kerjakan, dan menghargai segala pekerjaan serta motivasi kita. Oleh
sebab itu, kita harus selalu mengerjakan segala sesuatu dengan
sungguh-sungguh, sekalipun tak ada orang yang memerhatikan atau
menghargainya.
Michelangelo, yang sibuk melukisi sudut yang tak
terlihat di Kapel Sistine ditanya oleh orang-orang yang membantunya,
mengapa ia membuang banyak waktu untuk mempercantik bagian langit-langit
yang tak mungkin dilihat orang. Dengan tenang ia menjawab, "Allah
melihatnya".
Siapa pun atasan Anda, sesungguhnya Anda bekerja bagi Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar